Minggu, 21 Desember 2014

Analisis Tulisan: Kejarlah Daku Kau KuSekolahkan karya Alfian Hamzah


"Kejarlah Daku Kau Kusekolahkan" merupakan salah satu karya tulis Alfian Hamzah yang merupakan seorang wartawan asal Kediri yang pernah meliput di Aceh pada masa konflik TNI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Alfian menulis tulisan ini berdasarkan pengalamannya selama dua bulan tinggal bersama TNI dan melihat langsung pertumpahan darah yang terjadi di Tanah Rencong. Tulisan yang menjadi salah satu karya jurnalistik sastrawi terbaik ini pernah diterbitkan dalam Majalah Pantau edisi Februari 2003 dan dalam buku Jurnalisme Sastrawi cetakan terbitan pertama tahun 2005. 

Kata "Kusekolahkan" yang terdapat pada judul tulisan ini memiliki arti hukuman/ eksekusi mati bagi anggota GAM yang tertangkap. Kata ini dikenal dikalangan TNI yang saat itu bertugas untuk memburu anggota GAM dan merupakan Slang (bahasa gaul). Sedangkan bagi pasukan BRIMOB hal ini dikenal dengan sebutan "kosong satu".

Ada beberapa tokoh yang berperan dalam cerita ini , diantara:
  • Sang penulis, Alvian Hamzah yang mendapat izin dari panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan Aceh yaitu Mayor Jenderak Djali Yusuf.
  • Muhammad Khusnur Rokhim yang merupakan anggota TNI dari Batalyon 521/Dadaha Yodha yang berperawakan kurus, berwajah tirus, rahang menonjol, hitam, rajin beribadah, dan memiliki seorang anak di Kediri.
  • Letnan Kolonel Ucu Subagia
  • Sersan Handoko yang banyak disenangi oleh warga Aceh dan mampu berbahasa Aceh.

Alur yang digunakan oleh penulis adalah Alur Kronologis dimana penulis dengan fakta bahwa ia berada ditempat kejadian menceritakan peristiwa tahap demi tahap sehingga pembaca seakan dibawa masuk untuk dapat memahami cerita dari awal mulanya. Selain itu penggambaran lokasi/setting tempat yang dilakukan Alfian sangatlah fantastic dimana ia mampu menggambarkan detail lokasi dengan sangat detail dan seakan-akan membawa pembaca tidak hanya membaca tulisannya namun juga mampu membayangkan bagaimana peristiwa demi peristiwa berlangsung. Tulisan yang sangat hebat. 



Analisis ini dibuat untuk memenuhi Tugas Penulisan Kreatif Kelas 03, Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar